HATI SEEKOR BURUNG

terbang

Masih kuingat dan selalu ku ingat dalam hidupku. Nasehat dari pembimbing spiritualku. Bapak Edi Wahono. Beliau berulang kali menguatkan diriku. “Kamu jangan takut. Lihat burung itu. Dia tidak punya apa-apa. Dia tidak pernah kwatir akan kelaparan. Pagi burung-burung itu terbang dengan perut lapar. Sore harinya burung burung itu pulang ke sarangnya dengan perut kenyang. Jangan takut ada Allah yang menjamin rejeki kita.

Kita datang ke dunia sendirian. Suami, anak yang telah membuat kita bahagia, tertawa., menangis, kecewa itu adalah mainan. Jangan takut. Kita pulang nanti juga sendiri. Tidak bawa suami, anak atau sahabat dan teman.

Miliki hati seperti burung. Hidup kita itu penuh keinginan. Ingin punya rumah mewah, punya mobil mewah, pingin berhiasan mewah. Keinginan itu merupakan tandanya kehidupan. Tapi…belajarah dari seekor burung. Seekor burung kecil setiap pagi keluar dari sarangnya dengan perut lapar.

Terbang bersama kawanan burung. Tampak gembira menikmati hidup. Dengan penuh keyakinan. Berjuang bersama- sama, terbang diatas awan. Burung kecil hatinya lembut, hidup mengalir di antara dahan dan dedaunan. Begitu besar rasa sandarnya kepada Allah dari pada kita.

Lihatlah burung-burung kecil yang cantik itu, belajarlah dari kelembutan, kasih sayang dan kegembiraanya. Semuanya itu bersumber dari hati kecilnya yang diilhami rasa cinta dari Allah.

Sebaiknya kita belajar dari sabarnya burung kecil yang cantik.Mereka tidak pernah putus asa. Penuh keyakinan bahwa pasti ada tempat berlabuh dari dasyatnya musim dan dari bahaya kelaparan.

Hari berlalu, burung-burung kecil cantik itu tiada mengeluh. Tetap berkicau dengan indahnya, saling memaafkan, tiada dendam dan terbang bersama menikmati indahnya alam ciptaan Allah. Selalu bersyukur kepada pemilik alam semesta.

Ceramah Singkat: Bertawakal Seperti Burung – Ustadz Badru Salam, Lc
SUARA AIR MENGALIR DAN SUARA BURUNG BERKICAU
Burung hias dengan warna super cantik

11 thoughts on “HATI SEEKOR BURUNG

Leave a comment